Umumnya kita tidak begitu mengetahui betul keadaan di RRC (Republik Rakyat Cina) dewasa ini, khususnya yang bertalian dengan pemudahnya. Yang kita baca dalam koran ialah betapa kemajuan ekonomi RRC meningkat hebat dalam beberapa dasawarsa belakangan.
Nanti dalam bulan Agustus bila diadakan Olympiade di Beijing tentu bakal banyak datang informasi dari negeri yang diperintah olah pimpinan Partai Komunis Tiongkok sejak tahun 198 dengan meninggatnya Chiang Kai Sek ke Taiwan dan masuknya pemimpin komunis Mao Tso Tung ke Kota Peking.
Matthew Forney mantan wartawan majalah Amerika ’Time’ yang bertugas di Beijing sedang menulis sebuah buku mengenai hidup di China. Bulan April yang lalu dia menulis dari Beijing mengenai pemuda RRC yang loyal alias setia kepada pemerintah dan berpegang kepada sem-boyang ’lebih cepat, lebih tinggi, lebih kaya’.
Generasi muda yang berpendidikan, hampir tanpa kecuali, merasa bangga sekali atas prestasi negeri mereka dalam waktu tiga dasawarsa sejak dimulainya penuh ter-hadap pemerintah RRC, istimewa dalam soal Tibet. Sebabya ialah sistim pendidikan yang bisa dengan tepat dilukiskan China oleh kekuasaan-kekuasaan asing dalam abad ke 19 seakan-akan hal itu terjadi baru kemarin, namun melangkahi sepintas lalu cerita tentang Revolusi Kebudayaan yang dilancarkan oleh Mao tahun 1960an dan 1970an seolah-olah terjadinya zaman dulu dan diperlakukan sebagai sejarah kuno.
Para mahasiswa belajar hitungan persis bahwa Kewtua Mao punya pemerintahan tirani adalah ’30 persen keliru’. Setelah itu acara itu ditutup. Pemberontakan di Tibet akhir 1950an dan invasi Cina yang memadamkannya dibincangkan hanya cukup lama untuk menyalahkan ’klik Dalai Lama’, sebuah penanaman merendahkan terhadap lingkaran penasehat-penasehat sekitar pemimpin rohani Tibet yaitu Dalai Lama.
Pengalaman hidup yang mungkin membantu mem-peroleh cara pandang di luar lingkungan pemerintah tidaklah dimiliki oleh orang-orang muda Cina. Kaum muda di kota-kota belajar keras.
Kerja sukarela, olahraga, kelomok-kelompok debat, keterampilan musik dan aktivitas ekstra kurikulum lain tidak dihitung untuk bisa diterima di sekolah tinggi, maka peserta-peserta di situ sedikit sekali. Dan kontrol terhadap masyarakat oleh pemerintah RRC berarti tidak banyak ada kelompok yang dijalankan oleh bukan negara tempat pemuda bisa bergabung.
Tamatan-tamatan college China belum lama berselang adalah suatu kelompok. Dan mengapa tidak ? Sebab ekonomi telah bertumbuh dengan tingkat laju dua angka selama yang diingat oleh generasi muda. Mereka yang berbicara bahasa Inggris dijamin dapat pekerjaan bagus.
Keluarga mereka mempunyai rumah kediaman. Mereka sendiri segera akan memiliki rumah dan mungkin juga mobil. Tilpon seluler (HP) , tiada masalah. Maka tak heran Pusat Riset Peo di Washington menggambarkan orang-orang China pada tahun 2005 sebagai ’Pemimpin-pemimpin dunia dalam optimisme’.
Mengenai penindasan politik, sedikit sekali orang-orang muda Cina mengalaminya. Kebanyakan berusia terlalu muda untuk ingat pembantaian dilapagan Tiananmen pada tahun 1989.
Dan mungkin tiada seoarng pun yang menceritakan kepada mereka kisah kejadian itu. RRC tidak berasa sebagai suatu negara polisi. Dan orang-orang yang menderita ketidakadilan cenderung adalah golongan miskin, begitu generasi muda membacanya.
Yaitu orang-orang yang kehilangan rumah kediaman karena dicaplok oleh developer yang terkait dengan pemerintah tanpa mem-peroleh ganti rugi yang adil atau orang-orang yang panennya gagal ketika pabrik-pabrik yang didukung oleh negara telah mencemarkan (polusi) ladang-ladang mereka.
Orang-orang muda China berpindidikan karena itu adalah kelomok terbesar yang menarik manfaat dari kebijakan-kebijakan yang membawa kepada China lebih banyak perdamaian dan kemakmuran dibandingkan dengan kurunzaman mana pun dalam seribu tahun silam.
Generasi muda China tidak dapat membayangkan mengapa orang-orang Tibet mau menolak peningkatan penghasilan mereka dan janji masadepan yang akan lebih makmur. Hilangnya tanah tumpah darah tidaklah dianggap cukup sebagai suatu keprihatinan yang sah.
Dari 29 orang intelektual suku China yang bulan Maret 2008 mendatangani sebuah petisi yang dipublikasikan secara luas, yang mendesak pemerintah RRC memperlihatkan pengendalian diri dalam menumpas perlawanan rakyat Tibet, tiada seorang pun yang berusia di bawah 30 tahun.
Tentu, nasioanlisme orang-orang muda China mungkin melunak dengan berjalannya waktu. Seraya mereka memasuki angkatan kerja dan mengalami korupsi dan inefisiensi negeri mereka, mereka sering bertumbuh menjadi lebih kritis.
Akan tetapi kecuali jika ada perubahan-perubahan besar dalam sistim pendidikan China atau ekonominya, maka orang-orang dunia Barat tidak bakal menemukan sekutu-sekutu dikalangan mayoritas luas orang muda China mengenai isu-isu utama seperti masalah Tibet, Darfur di Afrika, dan lingkungan untuk beberapa waktu lamanya. Jangan lupa baca juga artikel hot disini.
Jika perdebatan mengenai Tibet mengubah pertandingan Olympiade di Beijing bulan Agustus nanti menjadi permainan Hak-hak Kemanusiaan (Human Rights Game), maka orang-orang Barat yang membeli karcis menonton permainan Olimpiade dan mengharapkan orang-orang muda China marah kepada pemerintah mereka. ser/ki
Post a Comment